(Foto: Dok detikFinance)
Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan hadiah lebaran tak tanggung-tanggung. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengukir level tertingginya dalam sejarah pasar modal Indonesia di level 3.230,888 pada penutupan terakhir perdagangan sebelum hari raya Idul Fitri.
Tanpa disangka-sangka, periode puasa tahun 2010 tidak seperti biasanya. Umumnya, perdagangan pada bulan Ramadhan cenderung tidak bergairah, baik volume maupun nilai perdagangan biasanya tidak terlalu tinggi alias lebih rendah dari rata-rata hariannya.
Namun pada periode Ramadhan kali ini, transaksi justru tergolong cukup tinggi. Volume dan nilai transaksi rata-rata selama periode Ramadhan melebihi rata-rata harian tahun ini. Meskipun di awal Ramadhan terjadi penurunan transaksi, namun kenyataannya rata-rata transaksi selama Ramadhan cukup tinggi.
IHSG pun melesat tinggi tak tanggung-tanggung selama Ramadhan. Boleh jadi, tren rebound massal bursa-bursa utama dunia menjadi penyebab utamanya. Arus modal asing juga masuk cukup tinggi selama periode Ramadhan ini, sehingga membuat pasar cukup konfidens untuk melakukan penguatan.
Periode Ramadhan tahun ini dimulai pada 11 Agustus hingga 9 September 2010. Pada penutupan 10 Agustus 2010, IHSG bertengger di level 3.057,161. Pada penutupan 7 September 2010 (perdagangan terakhir sebelum lebaran), IHSG telah naik 173,727 poin (5,68%) ke level 3.230,888.
Nilai transaksi rata-rata harian selama periode Ramdhan 2010 (19 hari perdagangan) tercatat sebesar Rp 4,703 triliun per hari. Nilai ini jauh lebih tinggi, yakni sekitar 11,49% dari nilai transaksi harian dari awal tahun hingga 7 September 2010 sebesar Rp 4,218 triliun per hari.
Bandingkan dengan transaksi pada periode Ramadhan tahun 2008 dan 2009. Pada 2008, periode Ramadhan berlangsung pada 1 hingga 30 September 2008. Pada penutupan perdagangan 29 Agustus 2008, IHSG berada di level 2.165,943. Pada penutupan perdagangan akhir Ramadhan pada 29 September 2008, IHSG menurun 333,436 poin (15,39%) ke level 1.832,507.
Situasi krisis pasar modal tahun 2008 mempengaruhi posisi penurunan tajam tersebut. Namun rata-rata nilai transaksi harian selama periode tersebut sebesar Rp 4,053 triliun, lebih rendah 8,63% dari rata-rata transaksi harian tahun 2008 sebesar Rp 4,436 triliun.
Pada tahun 2009, periode Ramadhan berlangsung pada 22 Agustus hingga 19 September 2009. Pada penutupan perdagangan 21 Agustus 2009, IHSG berada di level 2.333,897. Pada penutupan perdagangan akhir Ramadhan 17 September 2009, IHSG meningkat 123,089 poin (5,27%).
Nilai transaksi harian pada periode Ramadhan 2009 sebesar Rp 4,130 triliun, sedikit lebih tinggi dari rata-rata transaksi harian tahun 2009 sebesar Rp 4,046 triliun. Namun jika dibandingkan dengan rata-rata transaksi harian periode Agustus 2009 yang sebesar Rp 6,092 triliun, berarti pada periode Ramadhan 2009 terjadi penurunan transaksi sebesar 32,20%.
Kinerja IHSG tahun ini memang mengesankan. Kenaikan IHSG sepanjang tahun ini menjadi yang tertinggi di dunia hingga penutupan perdagangan 27 Agustus 2010.
Pada perdagangan akhir pekan 27 Agustus 2010, IHSG bertengger di level 3.104,733, naik kumulatif sejak awal tahun sebesar 22,51%, sedangkan Stock Exchange Thailand Index (SETI) naik kumulatif 22,38% ke level 898,960.
Namun pada penutupan perdagangan 30 Agustus 2010, persentase kenaikan IHSG dibalap oleh SETI yang naik kumulatif sejak awal tahun sebesar 23,62% ke level 908,030. Posisi IHSG pada penutupan perdagangan 30 Agustus 2010 di level 3.099,565, naik kumulatif 22,30% dari posisi akhir tahun 2009.
Persentase kenaikan IHSG saat ini menempati juara 2 di dunia, sedangkan posisi jawara diduduki SETI selama beberapa hari perdagangan terakhir. Sementara indeks-indeks bursa utama dunia lainnya jauh dibawah IHSG dan SETI.
Posisi nomor 3 diduduki oleh indeks saham Malaysia yang naik kumulatif sejak awal tahun 2010 sebesar 12,72%. Peringkat 4 diduduki oleh indeks saham Korea (KOSPI) yang naik kumulatif 6,52%, kemudian indeks saham India yang naik kumulatif 6,32% menempati peringkat 5.
Indeks saham Singapura naik kumulatif 4,73% dan menduduki peringkat 6. Indeks saham Inggris (FTSE 100) yang naik kumulatif 0,64% menduduki peringkat 7, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang naik kumulatif 0,19% ada di peringkat 8.
Indeks saham Hong Kong (Hang Seng) malah turun kumulatif sebesar 2,36% di peringkat 9, indeks saham Australia juga turun kumulatif 5,47% di peringkat 10. Indeks saham Jepang (Nikkei 225) turun kumulatif cukup dalam 11,81% dan ada di peringkat 11.
Terakhir, indeks bursa Shanghai yang sejak awal tahun hingga kemarin turun kumulatif 17,73% menduduki peringkat ke 12.
Kenaikan IHSG dengan cepat ini cukup membuat investor global melirik bursa saham Indonesia. Dana asing terus masuk ke BEI. Masuknya dana asing sukses memberikan konfidens investor domestik untuk terus melakukan pembelian saham. IHSG berkali-kali menembus rekor terbaru pada tahun ini.
Kini, IHSG telah berada di level 3.230,888 yang merupakan level tertingginya dalam sejarah pasar modal Indonesia. Meski penguatan dinilai terlalu cepat dan sangat rawan terjadinya aksi ambil untung (profit taking), namun IHSG masih diprediksi naik.
Sejumlah analis optimistis menargetkan IHSG dapat menembus level 3.300 sebelum akhir September 2010, tentunya dengan catatan aksi profit taking tidak mendahului langkah investasi pelaku pasar.
Sejak awal tahun, konsensus analis memang memprediksi IHSG bakal menembus level 3.500 di 2010. Setelah sempat diragukan habis-habisan, kini IHSG seperti siap melanjutkan penguatan.
Apalagi, pada semester II-2010, BEI akan kedatangan sejumlah emiten baru dengan nilai emisi saham perdana (IPO) antara Rp 15-20 triliun. Masuknya dana segar ini tentu akan meningkatkan likuiditas pasar dengan cepat, sehingga akan menambah daya IHSG untuk terus melaju, boleh jadi hingga menembus level 3.500.
(dro/dro)